Halo teman-teman! Namaku Princess Chelsea. Panggil aku Chelsea (dibaca: Chelsi), ya! Ciri-ciriku yaitu mempunyai rambut panjang ikal bewarna krem. Aku mempunyai sahabat bernama Jenny Cassandra yang biasa dipanggil Jenny. Ciri-cirinya yaitu mempunyai rambut cokelat pendek sebahu. Dia itu baiiiik... sekali. Dia adalah sahabat terbaik yang pernah aku temui. Rumahku dan rumah Jenny juga bersebelahan. Waahh... senang sekali, kalau libur, aku bisa bermain kerumahnya. Dia juga suka bermain ke rumahku jika libur. Dia juga asyik diajak ngobrol.
Suatu hari, di sekolah, saat istirahat, kami berdua marahan karena aku tidak sengaja keceplosan bahwa dia itu sangat sebal sama Oca, teman sekelasnya. Nah, lebih jelasnya, aku ceritain aja, ya!
Waktu itu, Jenny sedang bermain ular tangga bersama Oca. Setelah bermain, Jenny menghampiriku.
"Hai, Chelsea!" sapa Jenny.
"Hai," balasku.
"Seru lho tadi, aku bermain bersama Oca. Sayangnya, kamu enggak ikutan. Kalau kamu ikutan pasti lebih seru! Tapi, kamu tadi sedang membaca buku, aku sudah ajak main, tapi kamu enggak mau main...," kata Jenny.
"Oya?? Seseru apakah??" tanyaku.
"Seperti Kupu-kupu yang menghiasi bunga... hahahahahha...!!!" jawab Jenny agak tulalit. Iiih.. nggak nyambung!
"Hahahahaha.... tulalit deh, kok nggak nyambung sih?? Hahahaha...," tawaku, tapi agak dipaksakan. Menurutku, itu kurang lucu, tapi... lucu juga sih, habisnya dia TULALIT!! (tapi aku tidak tahu, entah apa itu arti tulalit. Sepertinya sih, enggak nyambung!)
Lalu tanpa kusadari, Oca datang. Aku benar-benar tidak sadar bahwa Oca datang!
"Ehm... tapi, bukannya kata kamu, kamu itu sangat sebal sama Oca, ya???" tanyaku. Dan tanpa kusadari, Oca mendengarnya!
"Iya sih, tapi... sudah enggak, dia itu orangnya seru, kok..." jawabnya sambil berbisik.
"APA??? Ternyata kamu itu sebal sama aku!!! Aku kira kamu itu teman sejati aku, yang senang sama aku!! Rupanya, dibalik semua itu, kamu sangat sebal sama aku!" seru Oca tiba-tiba, lalu dia langsung meninggalkan aku dan Jenny.
"Chelsea! Kamu itu gimana, sih!?!?!!" Jenny marah. Dia langsung meninggalkanku dan berlari mengejar Oca.
"Jenny! Tunggu, maafkan aku!" teriakku. Tapi Jenny telah pergi.
Aku sungguh menyesal!! Aku MENYESAL!
"Oca, maaf! Tapi sekarang aku sudah enggak kesel sama kamu lagi! Dan aku se..." kata Jenny terputus, karena Oca memotongnya.
"Tapi sekarang aku yang kesal sama kamu!!" potong Oca.
"Ca! Dengarkan dulu! Aku senang punya teman seperti kamu. Sungguh!" kata Jenny.
"Sungguh?? Tapi tadi aku dengar Chelsea mengatakan bahwa kamu sebal sama aku!!" balas Oca.
"Ya, itu memang benar! Tapi itu dulu. sekarang sudah enggak, Ca!" jawab Jenny. "Oca, percaya dong sama aku...,"
"Ya, aku percaya!!" kata Oca ketus.
"Maaf, Oca!" Jenny meminta maaf lagi.
"Hmmm... oke deh, kamu aku maafkan. Sekarang kamu jadi teman sejati aku, ya!"
Jenny pun gembira.
Sekarang, Jenny bersahabat dengan Oca. Jenny masih marahan sama aku. Aku sudah minta maaf dua kali, tapi dia hanya menjawab "Ya," dengan ketus, tapi dia masih marah. Aku benar-benar sakit hati.
Suatu saat, Jenny memberiku surat. Isinya:
Maafkan aku, Chelsea. Memang aku yang salah. Aku terlalu egois dan pemarah sehingga tidak memaafkanmu. Aku minta maaf ya, Chelsea!
Jenny.
Wah, tentu saja aku memaafkan Jenny. Akhirnya, aku dan Jenny pun bersahabat lagi, juga bersama Oca. Wah... semangnya!
